Thursday, 17 April 2014

Celebrating 23 years Walking by His Mercy and Grace

"Alkisah ada seorang anak perempuan yang berulangtahun. Ibunya memberikan kado sebuah piano kecil kepada anaknya sebagai hadiah untuk ulangtahunnya. Anak tersebut senang sekali dan mulai berlatih untuk memainkannya.

Pada suatu hari terdengar kabar bahwa seorang Grand Master Piano terkenal akan mengadakan konser di kota dimana mereka tinggal. Sang ibu langsung memesan dua tiket untuk dia dan anaknya agar dapat menonton konser tersebut. Ibu itu berharap dengan menonton konser tersebut, anaknya dapat semangat belajar dan menjadi ahli dalam bermain piano.

Hari yang ditunggu pun tiba. Sang ibu dan anaknya berpakaian yang bagus dan segera pergi ke tempat konser berlangsung. Sesampainya di tempat konser yang beraula besar, mereka langsung menuju ke depan dan mengambil tempat duduk dekat dengan panggung. Di panggung sudah tersedia sebuah Grand Piano yang besar. Benda itu tampaknya membuat mata si anak ini terbelalak tak percaya. Sang ibu yang mengetahui kekaguman sang anak berkata, "Kalo kamu sudah besar dan sudah jago main piano, nanti ibu akan belikan Grand Piano untuk kamu." Si anak kecil pun hanya terdiam.

Lampu pun dimatikan tanda pertunjukan segera dimulai. Keadaan menjadi sunyi menunggu si Grand Master keluar. Di antara kesunyian tersebut tiba-tiba Grand Piano itu berbunyi. Penonton bingung dan suara gaduh mulai terdengar mencari tahu apa yang terjadi di atas panggung. Seketika lampu sorot dinyalakan dan menyorot ke arah Grand Piano di panggung. Begitu disorot tampak lah si anak kecil yang sedang memainkan lagu twinkle-twinkle little star dengan tempo yang tak beraturan dan note yang salah. Permainan anak ini begitu buruk sehingga semua orang dalam ruangan tersebut mulai berteriak dan menyuruh anak itu turun. Ditengah kegaduhan itu lah tiba-tiba sang Grand Master Piano tersebut masuk mendekati anak kecil tersebut. Grand Master tersebut duduk dan tanpa disangka sang Grand Master tersebut bermain untuk mengiri permainan anak tersebut. Penonton yang tadinya gaduh pun menjadi terdiam dan mulai mendengarkan permainan duet dari Grand Master Piano dan anak kecil tersebut. Tak disangka permainan tersebut menghasilkan melodi yang indah dan sedap di dengar. Setelah permainan mereka benar-benar padu, sang Grand Master menjetikan jarinya ke atas dan seketika itu juga semua pemain orkestra yang ada di panggung tersebut mulai memainkan alat musik mereka mengiringi permainan sang Grand Master dan anak kecil tersebut. Melodi, dinamika yang dihasilkan begitu indah dan berhasil membuat takjub banyak orang yang hadir dalam konser itu."

Aku dilahirkan pada tanggal 18 April 1991.
Kehidupanku selama 23 tahun ini sama kayak cerita di atas. Tentu saja aku anak kecilnya bukan Grand Masternya. Kamu tau siapa Grand Masternya? Yup, bener banget! Dia Tuhanku.
Tanpa sang Grand Master kehidupan, mungkin aku tetep acak adul kali ya idupnya. Diteriakin orang, bahkan dilemparin tomat kali bisa. Tapi karena sang Grand Master kehidupan hidup ku jadi sedap dilihat orang, enak di dengar, dan bisa jadi berkat buat mereka.

Pertemuanku dengan sang Grand Master tentu saja adalah pertemuan yang bersejarah dalam hidup ini. Kebetulan aku ketemu Dia juga pake lagu. Sama seperti cerita di atas, sang Grand Master itu dateng ketemu aku pas hidup aku lagi amburadul. Eh tiba-tiba Dia dateng mau benerin semua yang amburadul itu. Coba-coba bayangin. Baik banget kan? Tapi gak cuma sekali itu doang loh Dia ketemu aku, Dia dateng tiap hari, bahkan sampe sekarang Dia pun tetep dateng. Tentu saja aku gak lagi kecil kayak dulu. Sekarang aku udah gede tapi Dia tetep dateng dengan cara yang sama seperti aku kecil dulu. Hahaha sejujurnya aku gak keberatan dianggep masih kecil terus sama Dia.

Aku udah 23 tahun sekarang, Iya iya aku tau kalo aku udah tua, tapi ketika aku melihat kebelakang hidupku jauh sampai sebelum aku bertemu dengan Dia, aku selalu mikir "Kok bisa ya aku ada disini sampai sekarang?". Kenapa mikir gitu? Iya karena kalo dipikir-pikir hidupku yang sekarang dan yang dulu itu gak ada benang merahnya. Iya aku dulu gak sempet loh mengolok-ngolok sang Grand Master, aku sempet menolak kalo Grand Master itu bener-bener ada, kalo ada yang cerita tentang kehidupan Grand Master aku tuh bilang kalo dia pembohong. Pokoknya aku benci banget dulu sama Grand Master. Jadi kebayang banget dong betapa amburadulnya hidupku waktu itu. Kalo liat kebelakang selalu aku berpikir "hidup aku sekarang dan yang dulu titik temunya dimana coba?"
Aku gak pernah kebayang banget bisa kuliah di Universitas yang warnanya kuning, gak pernah kebayang bisa masuk persekutuan gitu, dapet keluarga kayak sekarang aja gak pernah kebayang.

Sejak sang Grand Master datengin aku, hidupku jadi kayak penuh petualangan gitu. Petualangannya tapi tuh gak selalu seru, kadang menyakitkan, kadang seru banget, kadang buat aku menangis tersedu-sedu, atau bahkan membuat aku ketawa terpingkal-pingkal. Petualangan itu bener-bener merubah hidupku dari tak berharapan menjadi penuh dengan kepastian. Merubah hidupku dari amburadul menjadi enak dilihat. Ih kamu yang belom ketemu Grand Master pasti jadi pengen ketemu kan? Sini-sini aku kenalin, siapa tau kita bisa berpetualang bareng-bareng.

Aku udah 23 tahun sekarang, iya iya aku tau kalian udah tahu umurku yang baru. Di umurku yang baru aku udah gak sabar berpetualang lagi sama sang Grand Master.-||-




Nama aku Ari Pujari Immanuel Panjaitan dan aku dedikasikan hidupku seluruhnya untuk Kristus dan hanya untuk Kristus lah aku ingin hidup.Bila kalian bisa liat aku sekarang, itu semua karena apa yang Tuhan perbuat di Kalvari. Dia mati dan bangkit untuk menebus dosa-dosa aku dan kamu. Jadi yuk aku kenalin sama Dia :)

#TGBTG


No comments:

Post a Comment