Namun pertanyaannya adalah apakah selamanya tetap begini? Saling tidak berbicara, membiarkan sunyi merajarela diantara kita berdua?
Aku sudah muak dengan keadaan seperti ini sebenarnya. Aku bosan, lelah sekali rasanya menanti sebuah kepastian. Melihat semua orang berlari gembira, melihat mereka tertawa lepas, melihat kalian melompat kegirangan hanyalah selingan dalam tiap hari yang aku jalani. Aku? Cuma duduk-duduk saja disini. Aku cuma bisa diam ketika kalian semua bisa berlari, tertawa, dan melompat. "Apa yang harus aku lakukan?", kataku sambil melirik ke atas. Apa salahku sehingga aku ada di situasi dimana semua tampak redup? Apa yang telah kulakukan sehingga aku ditempatkan di tempat yang sesak ini?
Saat ini aku cuma bisa mendalami kalimat dari seorang penyair yang berkata "Berkata-katalah dalam hatimu tapi tetap lah diam." Ya aku berkata-kata tapi sebenarnya aku tetap diam. Hatiku bergejolak dengan amarah dan rasa kesal tapi mulutku tetap diam. Pikiranku penuh dengan sungut dan serapah tapi aku usahakan mulutku memuji dan menaikan syukur kepadaNya. Ah namun Dia tetap diam, diam seribu bahasa. Mungkin Dia sedang mengamati lakuku. Mungkin Dia sedang melihat tingkahku dan menguji kedalaman hatiku. Aku tak tahu Dia sedang apa, namun aku tahu dia memperhatikanku dari kejauhan.
Hanya detik jam yang berbicara...
Hanya detik jam yang berbicara...
No comments:
Post a Comment